Jumat, 26 Juni 2009

ttips menjinakkan hamster

Remas2 serbuk kayu hamster yang berada dalam kandang untuk memindahkan baunya ke tangan Anda. Jadi setidak2nya ada bau yang dikenal oleh hamster tersebut. Jangan mencoba untuk memegang hamster jika Anda baru saja memegang makanan karena hamster mungkin akan menggigit karena mengira tangan Anda adalah makanan yang enak.

Ketika hamster Anda mulai keluar dari kandang dan berjalan-jalan, mulailah berlatih mengambilnya dengan menggunakan kedua tangan dan membiasakan hamster untuk dipegang sedemikian rupa. Pertama kali mungkin hamster akan merasa janggal dan panic, tapi pelan2 dia akan terbiasa. Pada waktu berlatih memegang hamster sebaiknya Anda dalam keadaan duduk agar jika hamster melompat dan jatuh dari tangan Anda jaraknya tidak terlalu tinggi. Untuk hamster yang masih liar melompat adalah hal yang wajar dilakukan. Jangan mencoba untuk mengambil hamster dari atas karena dapat diartikan sebagai serangan, kenalkan hamster pada tangan Anda dari bawah. Jadi tangan Anda membuat gerakan seperti menciduk air.

Jika hamster Anda menyerang hal ini dapat menjadi masalah. Masalah yang biasa terjadi adalah ketika Anda mencoba mengambil hamster kadang2 hamster akan berbalik terlentang, mencakar tangan Anda dan memperlihatkan gigi-giginya. Jika hamster Anda bertindak seperti ini jangan coba untuk mengangkatnya! Anda kemungkinan besar akan digigit. Biarkan dia merasa santai dan nyaman dan kemudian coba lagi cara di atas perlahan-lahan.

Jika hamster tetap berlaku seperti ini, coba bujuk hamster dengan sedikit buah atau kacang. Kemudian coba elus punggungnya pelan-pelan sampai hamster terbiasa disentuh.

Biasanya hamster tidak berputar untuk menggigit, dan lebih memilih untuk menggigit objek yang ada di depannya. Jadi jangan menaruh jari-jari Anda di depan mulut hamster untuk mengurangi resiko tergigit hamster.?

ciri-ciri hamster hamil

CIRI-CIRI HAMSTER HAMIL


1. Perutnya menjadi sangat gendut. (yo mesthi...)

2. Hamsternya menjadi galak dan garang. Singkatnya sangat sensitif. Makanya, jangan sembarangan memegang hamster yang lagi hamil!

3. Cenderung membuat sarang untuk persiapan melahirkan.

4. Hanya mau makan makanan tertentu saja.

5. Hamsternya tidak seaktif yang sebelumnya.

Coba bandingkan keadaan hamstermu dengan kriteia diatas.


Bila hamster melahirkan mendingan dikasih minum susu hangat serta makanan yang bergizi seperti selada, wortel, atau ubi. Untuk sementara batasi makan biji bunga mataharinya. Hati-hati, saat proses melahirkan dan 3 hari setelah melahirkan, dilarang ada suara keras maupun pelan disekitarnya. Bila ada suara berisik, nanti induk akan menjadi marah dan akibatnya.... memakan anaknya sendiri yang baru hamil! Bila mau kasih makan harus sangat berhati-hati, usahakan setenang mungkin. Setelah melahirkan, jangan pegang bayinya sampai berusia 1 bulan. Karena sang induk benci bila anaknya ada bau manusia. Bila sungguhan melahirkan mendingan hati-hati merawatnya. Ingat, hamster betina melahirkan setiap 12 minggu sekali. Jumlah bayi yang lahir adalah jumlah puting susu yang dimiliki oleh induk tersebut. Bila mampu mengurusnya yan boleh, tapi jika tidak mampu, mendingan sesegera mungkin mencari calon orang yang akan mengurusnya. Maka, beginilah pesan Shiwasu Ohyuki, pengarang komik Diary Hamster : Dari antara semua hewan peliharaan, yang paling berat adalah hamster.

memelihara HAMSTER

Berikut adalah beberapa hal pokok yang harus Anda sediakan untuk memelihara hamster. Ini adalah daftar perlengkapan minimum untuk menjamin kelangsungan hidup seekor hamster secara layak :

1.Kandang
Kandang hamster berukuran minimal 35 x 40 cm untuk seekor hamster. Semakin besar kandang semakin baik. Kandang untuk hamster beraneka ragam, mulai dari akuarium yang tak terpakai sampai kandang-kandang yang khusus dirancang untuk hamster. Jika Anda menggunakan akuarium, usahakan bagian atasnya tertutup untuk mencegah hamster kabur atau tikus rumah masuk dan melahap hamster Anda. Jika Anda menggunakan kandang berjeruji besi, perhatikan jarak antar jeruji apakah bagus dan cukup rapat untuk hamster Anda. Hamster bisa ‘mengecilkan’ tubuhnya, membuatnya pipih dan kemudian menggembungkannya lagi. Elastisitas hamster ini patut Anda pertimbangkan.

2.Serbuk Kayu
Serbuk kayu banyak disediakan di mana-mana. Pilih yang tidak berbau bahan-bahan kimia. Terutama untuk serbuk lokal yang murah, kebanyakan serbuk kayu itu berasal dari serutan kayu bekas kayu perabot rumah tangga dan sudah diberi bahan-bahan kimia.

Disamping serbuk lokal, ada juga serbuk impor yang lebih mahal harganya. Tapi penggunaan serbuk ini tentu saja memuaskan. Serbuk kayu lebih kering, lebih bersih, bebas debu, lebih putih dan bebas bahan kimia berbahaya, hal ini menjamin keselamatan hamster dan juga memperindah bulunya(kelembaban bisa merusak penampilan bulu hamster).

Ketebalan serbuk hamster yang baik adalah sekitar 2-3 cm dari permukaan kandang. Jika Anda tidak menggunakan serbuk Anda mungkin bertanya-tanya apa guna serbuk kayu ini:
1.Sebagai alas tidur.
2.Sebagai media penyerap kencing hamster. Bayangkan jika tidak ada sesuatu yang menyerap kencing hamster! Air kencing yang berbau itu akan menempel di bulu hamster dan merusak bulu indahnya dan membuatnya berbau tak sedap!
3.Sebagai tempat berlindung dari panas dan dingin. Anda tidak mungkin mengawasi dan menjaga hamster Anda setiap menit agar tidak kepanasan atau kedinginan kan? Jadi mereka membutuhkan sesuatu untuk tempat mereka berlindung jika udara menjadi ‘terlalu’ berlebihan buat mereka.
4.Sebagai bahan pembuat sarang. Oh iya hamster membuat sarang, biasanya di pojok-pojok favorit mereka. Sarang mereka berbentuk serbuk yang ditumpuk dengan lubang untuk tidur di tengahnya. Ibu hamster biasa meletakkan anak-anaknya dalam sarang ini!

3.Makanan Hamster
Makanan hamster terbaik sampai saat ini tetap dipegang oleh makanan-makanan hamster impor buatan pabrik. Walaupun begitu Anda juga harus tetap waspada dan lebih cermat lagi dalam memilih mana makanan impor yang baik. Beberapa makanan impor mengandung terlalu banyak bahan pewarna, terlalu banyak biji bunga matahari atau bahan-bahan lainnya yang bisa merugikan hamster itu sendiri. Beberapa jenis buah-buahan dan kacang-kacangan bisa diberikan seminggu sekali sebagai snack. Berikan dalam jumlah terbatas (sedikit sekali!)

Beberapa makanan yang bisa diberikan sebagai snack kepada hamster: (Perhatian: Makanan ini hanya diberikan sebagai snack bukan makanan utama karena bisa mengakibatkan ketidakseimbangan gizi, kerusakan pada sistem kencing, diare, dan kelainan pada proses kehamilan karena obesitas)
Apel
Pir
Pisang
Wortel
Jagung manis (pemberian dalam jumlah banyak bisa mengakibatkan kerontokan bulu)
Kentang (harus direbus dulu)
Kacang tanah
Kacang kulit
Kacang mete
Kacang almond
Kacang kedelai
Roti tawar
Biskuit Cracker
Oatmeal
Corn Flakes

Makanan yang sebaiknya tidak diberikan kepada hamster:
Selada
Kangkung dan seluruh sayuran hijau lainnya (Cai sim, bayam, kai lan, dll)
Ketimun

Makanan yang tidak boleh diberikan sama sekali kepada hamster:
Jeruk dan semua bangsa citrus
Cokelat
Makanan yang telah diberi bumbu

Berikut beberapa kesalahan yang sering dibuat oleh pemilik hamster pemula:

1.Memberi makan sayur, wortel atau jagung segar sebagai menu makanan utama. Percayalah hal ini hanya akan merugikan Anda! Pencernaan hamster tidak didesain untuk mencerna makanan-makanan yang mengandung kelembaban tinggi seperti ini. Jika Anda tidak percaya, coba teliti kondisi kandang hamster Anda, apakah selalu kelihatan basah dan kotor? Apakah berbau menyengat? Apa Anda harus mengganti serbuk kayu setiap hari? Jika jawabannya iya, itu berarti hamster Anda mengalami masalah pada sistem urine / kencingnya. Ini diakibatkan dari pemberian sayur-sayuran segar yang Anda berikan setiap hari! Coba ganti menu makanan hamster Anda dengan yang lebih sesuai yaitu makanan hamster kering yang bisa Anda temui di petshop atau di supermarket. Di Indonesia tersedia beberapa merk seperti : Ultra Blend, XtraVital, Vitakraft, Hamsfood, Hagen, Minimal Goods, Hartz, Nutriblocks, dan masih banyak lagi lainnya. Anda tinggal memilihnya sesuai dengan keuangan dan kebutuhan hamster Anda.

2.Membeli tambahan biji bunga matahari atau kuaci sebagai makanan tambahan. “Hamster saya sangat tergila-gila dengan biji bunga matahari dan kuaci, selain itu mereka tidak mau makan yang lainnya.” Percayalah, ini hanya kebiasaan yang Anda atau pemilik sebelumnya tanamkan untuk hamster Anda! Mungkin Anda tidak tahu kalau tindakan sayang Anda ini justru malah membunuh hamster Anda. Biji bunga matahari dan kuaci adalah salah satu makanan yang mudah disukai oleh hamster tapi pemberian dalam jumlah besar dalam mengakibat beberapa hal diantaranya: obesitas, kurangnya kalsium sehingga pertumbuhan tulang dan gigi menjadi terhambat, kelainan dalam proses kelahiran (ini disebabkan oleh kandungan lemak yang terlalu tinggi pada biji bunga matahari). Kasus yang paling sering terjadi adalah yang terakhir, kelainan pada proses kelahiran. Kelainan ini berujung pada keguguran bayi-bayi hamster tersebut yang merenggut jiwa induk dan anak-anaknya. Jadi berhati-hatilah dalam memberi makan hamster Anda! Menyayangi nya bukan berarti memanjakannya!

3.Pemberian susu bubuk atau susu cair untuk manusia pada hamster. Beberapa orang melakukan ini dan mereka mengeluh kalau bulu hamster mereka menjadi tipis dan rontok. Memang belum terbukti secara klinis tapi lebih baik mencegah dari pada mengobati. Susu untuk manusia diformulasikan untuk manusia jadi lebih baik jangan diberikan ke hewan. Gunakan susu khusus untuk hamster! Itu jauh lebih baik… Lagipula pemberian susu ini juga tidak menunjukkan manfaat yang mengesankan tapi rutinitas pemberian susu ini malah jauh merepotkan Anda.

4.Memberikan snack terlalu banyak. Snack sebaiknya diberikan hanya seminggu sekali, jika terlalu sering… Anda pasti rugi telah membeli makanan hamster karena tidak dikonsumsi secara maksimal. Sama seperti anak kecil yang diberi pilihan antara sayur dan kue kesukaannya, hamster pasti lebih memilih snack kesukaannya. Tapi sekali lagi kita tidak mungkin memberi makan kue cokelat setiap hari sebagai makanan utama bagi anak kita kan? Begitu pula dengan hamster! Pemberian snack terlalu sering akan mengakibatkan ketidakseimbangan gizi yang sebenarnya telah ditimbang dan dipelajari secara khusus oleh para ahli yang telah meracik makanan hamster. Ini pasti mempunyai efek negatif di kemudian hari terutama ketika hamster melahirkan dan menyusui. Jika Anda merasa ‘tidak tahan’ dan ingin memberikan snack lebih banyak dari seminggu sekali, Anda bisa menimbang-nimbang secara bijak jenis snack yang Anda berikan. Sesuai dengan sistem pencernaan hamster yang kurang bisa menerima makanan dengan tingkat kelembaban tinggi pilihlah snack yang ‘kering’ seperti kacang-kacangan, roti, biskuit, cereal dan lain-lain. Sedang untuk buah-buahan berikanlah seminggu sekali.

4.Botol Minum
Hamster perlu minum air! Banyak mitos yang mengatakan bahwa jika hamster diberi minum air akan mati adalah sebuah kebohongan. Hati-hati terhadap botol air yang bocor! Ini sering terjadi dan tidak diperhatikan oleh pemilik hamster.

Berikutnya adalah hal-hal rutin yang harus Anda kerjakan untuk memelihara hamster dengan baik:
1.Memberi makan hamster sehari 2 kali
2.Mencuci tempat makan setiap kali makanan diganti
3.Mengganti serbuk kayu dan mencuci kandang hamster seminggu sekali
4.Mengisi botol minum setiap kali airnya habis
5.Mencuci botol minum seminggu sekali

Berikut adalah daftar ‘ketidaktahuan’ lain yang sering dilakukan dan mengakibatkan kematian hamster:

1.Hamster dijemur dibawah sinar matahari. Hamster adalah binatang nocturnal. Mereka adalah binatang malam. Di alam liar mereka tidur sepanjang siang hari dalam lubang mereka yang bisa mencapai kedalaman 10 – 20 meter dibawah permukaan tanah dan baru keluar pada malam hari untuk mencari makan. Jadi mereka tidak terlalu membutuhkan sinar matahari. Sedikit saja cukup… Tidak perlu sampai ‘dijemur’.

2.Hamster dimandikan dengan air. Hamster rentan terhadap air dan kelembaban. Hamster berasal dari daerah gurun pasir yang kering. Jika hamster Anda sedang sehat dan dalam kondisi prima mungkin terkena air bukan masalah, tapi jika kondisinya sedang menurun terkena air bisa berarti kematian bagi mereka. Hamster yang basah harus secepatnya dikeringkan atau mereka terserang flu, kemudian berlanjut ke pneumonia dan berakhir pada kematian. Jadi jangan mengambil resiko untuk tindakan yang tidak perlu ini.

3.Memisahkan induk hamster dari bayi-bayinya. Kedengarannya memang bodoh tapi percayalah banyak orang yang tidak sengaja melakukan hal ini karena ketakutan mereka pada gosip yang beredar tentang ‘hamster pemakan anak’. Ibu hamster yang sehat dan cukup akrab dengan manusia tidak akan memakan anaknya tanpa alasan yang jelas! Jadi jangan memisahkan ibu dan bayi-bayinya karena bayi-bayi itu akan meninggal dengan segera karena kedinginan dan tidak mendapatkan air susu.

4.Hamster jatuh dari ketinggian. Jika hamster Anda masih baru, cobalah untuk memegang hamster dalam posisi duduk jadi jika hamster Anda jatuh tidak akan terlalu tinggi. Ini kesalahan yang paling sering dilakukan orang. Hamster yang baru datang biasanya masih merasa asing dengan Anda dan dengan lingkungannya dan cenderung melompat secara tiba-tiba. Jadi Anda harus mengantisipasi hal ini dulu.

Terima kasih jika Anda membaca hal-hal ini terlebih dahulu sebelum mulai memelihara hamster. Semoga bisa mencegah banyak ‘kematian’ hamster yang sebenarnya tidak perlu terjadi… Penambahan bisa dilakukan sewaktu-waktu dan bagi para senior yang mau berkomentar atau melakukan penambahan dapat di kirimkan ke saya lewat personal message. Terima kasih!

(Rian Handayani/ Dikutip dari: www.mypetzone.com)

Senin, 08 Juni 2009

masalah kesehatan jiwa masakini

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan banyaknya masalah-masalah yang ada dalam keperawatan jiwa yang kini kita hadapi, maka kita perlu mengkaji ulang faktor yang mempengaruhi masalah-masalah keperawatan jiwa untuk menambah ilmu para perawat jiwa.
Semoga makalah ini mampu menambah wawasan serta pengetahuan dalam masalah keperawatan jiwa.
B. RUMUSAN MASALAH
a. kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi
b. bagaimana cara meningkatkan masalah kesehatan jiwa ?
c. faktor penyebab kecenderungan gangguan jiwa ?
d. kecenderungan situasi di era globalisasi yang mempengaruhi kesehatan jiwa ?
e. penyakit yang cenderung dalam keperawatan jiwa ?
f. peningkatnya dalam masalah psikososial?
g. trend bunuh diri pada anak dan remaja
h. masalah dalam napza dan hiv/aids ?
i. pattern of parenting dalam keperawata jiwa
j. hal-hal yang mempengaruhi kesehatan jiwa?
k. trend dalam pelayanan keperawatan mental psikiatri
C. TUJUAN
1. menjelaskan tentang masalah-masalah dalam keperawatan jiwa
2. menerangakan perkembangan dalam keperawatan jiwa






BAB 2
PEMBAHASAN

Trend atau current issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah tersebut dapat dianggap ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun global.
Ada beberapa trend penting yang menjadi perhatian dalam keperawatan jiwa di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi
b. Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa
c. Kecenderungan dalam penyebab gangguan jiwa
d. Kecenderungan situasi di era global
e. Globalisasi dan perubahan orientasi sehat
f. Kecenderungan penyakit jiwa
g. Meningkatnya post traumatik sindrom
h. Meningkatnya masalah psikososial
i. Trend bunuh diri pada anak
j. Masalah AIDS dan NAPZA
k. Pattern of parenting
l. Perspektif life span history
m. Kekerasan
n. Masalah ekonomi dan kemiskinan

A. Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi
Dahulu bila berbicara masalah kesehatan jiwa biasanya dimulai pada saat onset terjadinya sampai klien mengalami gejala-gejala. Di Indonesia banyak gangguan jiwa terjadi mulai pada usia 19 tahun dan kita jarang sekali melihat fenomena masalah sebelum anak lahir. Perkembangan terkini menyimpulkan bahwa berbicara masalah kesehatan jiwa harus dimulai dari masa konsepsi atau bahkan harus dimulai dari masa pranikah. Banyak penelitian yang menunjukkan adanya keterkaitan masa dalam kandungan dengan kesehatan fisik dan mental seseorang di masa yang akan datang. Penelitian-penelitian berikut membuktikan bahwa kesehatan mental seseorang dimulai pada masa konsepsi.
Mednick membuktikan bahwa mereka yang pada saat epidemi sedang berada pada trimester dua dalam kandungan mempunyai resiko yang leih tinggi untuk menderita skizofrenia di kemudian hari. Penemuan penting ini menunjukkan bahwa lingkungan luar yang terjadi pada waktu yang tertentu dalam kandungan dapat meningkatkan risiko menderita skizofrenia.
Mednick menghidupkan kembali teori perkembangan neurokognitif, yang menyebutkan bahwa pada penderita skizofrenia terjadi kelainan perkembangan neurokognitif sejak dalam kandungan. Beberapa kelainan neurokognitif seperti berkurangnya kemampuan dalam mempertahankan perhatian, membedakan suara rangsang yang berurutan, working memory, dan fungsi-fungsi eksekusi sering dijumpai pada penderita skizofrenia.
Dipercaya kelainan neurokognitif di atas didapat sejak dalam kandungan dan dalam kehidupan selanjutnya diperberat oleh lingkungan, misalnya, tekanan berat dalam kehidupan, infeksi otak, trauma otak, atau terpengaruh zat-zat yang mempengaruhi fungsi otak seperti narkoba. Kelainan neurokognitif yang telah berkembang ini menjadi dasar dari gejala-gejala skizofrenia seperti halusinasi, kekacauan proses pikir, waham/delusi, perilaku yang aneh dan gangguan emosi.
B. Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa
Masalah jiwa akan meningkat di era globalisasi. Sebagai contoh jumlah penderita sakit jiwa di provinsi lain dan Daerah Istimewa Yogyakarta terus meningkat. Penderita tidak lagi didominasi masyarakat kelas bawah, kalangan pejabat dan masyarakat lapisan menengah ke atas juga tersentuh gangguan psikotik dan depresif.
Kasus-kasus gangguan kejiwaan yang ditangani oleh para psikiater dan dokter di RSJ menunjukkan bahwa penyakit jiwa tidak mengenal baik strata sosial maupun usia. Ada orang kaya yang mengalami tekanan hebat, setelah kehilangan semua harta bendanya akibat kebakaran. Selain itu kasus neurosis pada anak dan remaja, juga menunjukkan kecenderungan meningkat. Neurosis adalah bentuk gangguan kejiwaan yang mengakibatkan penderitanya mengalami stress, kecemasan yang berlebihan, gangguan tidur, dan keluhan penyakit fisik yang tidak jelas penyebabnya. Neurosis menyebabkan merosotnya kinerja individu. Mereka yang sebelumnya rajin bekerja, rajin belajar menjadi lesu, dan sifatnya menjadi emosional. Melihat kecenderungan penyakit jiwa pada anak dan remaja kebanyakan adalah kasus trauma fisik dan nonfisik. Trauma nonfisik bisa berbentuk musibah, kehilangan orang tua, atau masalah keluarga.
Tipe gangguan jiwa yang lebih berat, disebut gangguan psikotik. Klien yang menunjukkan gejala perilaku yang abnormal secara kasat mata. Inilah orang yang kerap mengoceh tidak karuan, dan melakukan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya dan orang lain, seperti mengamuk.
C. Kecenderungan faktor penyebab gangguan jiwa
Terjadinya perang, konflik, lilitan krisis ekonomi berkepanjangan merupakan salah satu pemicu yang memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia. Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat serius. WHO (2001) menyataan, paling tidak ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah mental. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa.
Bukti lainnya, berdasarkan data statistik, angka penderita gangguan kesehatan jiwa memang mengkhawatirkan. Secara global, dari sekitar 450 juta orang yang mengalami gangguan mental, sekitar satu juta orang diantaranya meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya. Angka ini lumayan kecil jika dibandingkan dengan upaya bunuh diri dari para penderita kejiwaan yang mencapai 20 juta jiwa setiap tahunnya.
Adanya gangguan kesehatan jiwa ini sebenarnya disebabkan banyak hal. Namun, menurut Aris Sudiyanto, (Guru Besar Ilmu Kedokteran Jiwa (psikiatri) Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, ada tiga golongan penyebab gangguan jiwa ini. Pertama, gangguan fisik, biologis atau organic. Penyebabnya antara lain berasal dari faktor keturunan, kelainan pada otak, penyakit infeksi (tifus, hepatitis, malaria dan lain-lain), kecanduan obat dan alkohol dan lain-lain. Kedua, gangguan mental, emosional atau kejiwaan. Penyebabnya, karena salah dalam pola pengasuhan (pattern of parenting) hubungan yang patologis di antara anggota keluarga disebabkan frustasi, konflik, dan tekanan krisis. Ketiga, gangguan sosial aau lingkungan. Penyebabnya dapat berupa stressor psikososial (perkawinan, problem orangtua, hubungan antarpersonal dalam pekerjaan atau sekolah, di lingkungan hidup, dalam masalah keuangan, hukum, perkembangan diri, faktor keluarga, penyakit fisik, dan lain-lain).


D. Kecenderungan situasi di era globalisasi
Era globalisasi adalah suatu era dimana tidak ada lagi pembatas antara negara-negara khususnya di bidang informasi, ekonomi, dan politik. Perkembangan IPTEK yang begitu cepat dan perdagangan bebas yang merupakan ciri era ini, berdampak pada semua sector termasuk sektor kesehatan
E. Kecenderungan Penyakit
Masalah kesehatan jiwa akan menjadi “The global burdan of disease“ (Michard & Chaterina, 1999). Hal ini akan menjadi tantangan bagi ”Public Health Policy” yang secara tradisional memberi perhatian yang lebih pada penyakit infeksi. Standar pengukuran untuk kebutuhan kesehatan global secara tradisional adalah angka kematian akibat penyakit. Ini telah menyebabkan gangguan jiwa seolah-olah bukan masalah. Dengan adanya indikator baru, yaitu DALY (Disabilitty Adjusted Lfe Year) diketahuilah bahwa gangguan jiwa merupakan masalah kesehatan utama secara internasional.
Perubahan sosial ekonomi yang amat cepat dan situasi sosial politik yang tidak menentu menyebabkan semakin tigginya angka pengangguran, kemiskinan, dan kejahatan, situasi ini dapat meningkatkan angka kejadian krisis dan gangguan jiwa dalam kehidupan manusia ( Antai Otong, 1994).
Untuk menjawab tantangan ini diperlukan tenaga-tenaga- kesehatan seperti psikiater, psilolog, social Worker, dan perawat psikiatri yang memadai baik dari segi kuantitas.
Saat terjadinya tsunami di Aceh, banyak orang yang terpapar dengan kejadian Traumatis, yang mengalami, menyaksikan kejadian-kejadian yang berupa ancaman kematian atau kematian yang sebenarnya dan mereka yang cedera serta yang dalam ancaman terhadap integritas fisik diri sendiri atau orang lain. Respons yang terjadi berupa rasa takut yang kuat serta tidak berdaya, sedangkan bagi anak-anak apa yang menghadapinya akan dieksperikan dengan perilaku yang kacau.
Trauma itu merupakan sesuatu yang katastropik, yaitu trauma diluar rentang. Pengalaman trauma yang umum dialami manusia dalam kejadian sehari-hari. Pengalaman katastropik dalam berbagai bentuk, baik peperangan (memang sedang terjadi), pemerkosaan (banyak dialami sebagian wanita di Aceh), maupun bencana alam, (gempa dan bencana tsunami), sungguh mengerikan.
Ini akan membuat mereka dalam keadaan stress berkepanjangan dan berusaha untuk tidak mengalami stress yang sedemikian. Dalam kriteria klinik seperti yang disusun dalam Diagnostic and Statical Manual Of Mental Disorder lll dan Lv serta Pedoman Pengggolongan dan Diagnosis gangguan jiwa lll di Indonesia menyatakan, gejala yang ditemukan pada mereka itu menggambarkan suatu yang stress yang terjadi berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Dengan demikian mereka menjadi manusia yang invalid dalam kondisi kejiwaan dengan akibat dan resultante akhir penderita ini akan menjadi tidak produktif. Padahal seperti diketahui ada diantara mereka yang berkali-kali telah mengalami pengalaman katastropik yaitu saat daerah tersebut ada dalam kondisi berlangsungnya Daerah Operasi Militer dan peristiwa-peristiwa sesudahnya. Kondisi itu memang amat melumpuhkan tidak hanya ragawi, tetapi juga kondisi kejadian masyarakat di daerah NAD. Di kemudian hari, mereka menjadi manusia yang tanpa alasan selalu berusaha menghindar terhadap kejadian yang mirip, terutama terhadap kekerasan yang sebernarnya tidak akan terjadi. Mereka juga menjadi manusia yang selalu bermimpi menakutkan terjadi secara berulang-ulang. Akibatnya, tidur yang seharusnya kan membuat restorasi terhadap kondisi tubuh, namun yang terjadi adalah sebaliknya. Mereka berada dalam keadaan lelah dan seakan berada dalam kondisi depresi. Mungkin saja mereka kan berperilaku atau merasa seakan-akan kejadian traumatis itu terjadi kmbaki, termasuk pengalaman, ilusi, halusinasi, dan episode kilas balik dalam bentuk disosiatif.
Penelitian mutakhir tentang kajian trauma (trauma studies) mulai memahami bahwa trauma bukan semata-mata gejala kejiwaan yang bersifat individual. Trauma muncul sebagai akibat dari saling keterkaitan antara ingatan sosial dan ingatan pribadi tentang peristiwa yang mengguncang eksistensi kejiwaan. Dalam konteks tsunami Aceh dan bencana-bencana besar lainnya di Indonesia, kompleksitas sosial dan kultural sangat penting mengingat bahwa masyarakat telah mengalami dan menjadi saksi berbagai macam kekerasan sejak berlangsungnya operasi keamanan di daerah ini. Oleh karena itu, pemahaman tentang trauma sebagai proses sosial dan sekaligus proses kejiwaan yang bersifat personal mutlak diperlukan untuk mencari jalan keluar dari lingkaran ingatan traumatis yang dialami oleh klien-klien yang mengalami yang mengalami bencana di seluruh penjuru Indonesia. Menariknya, Sigmund Freud sendiri pernah mengemukakan bahwa trauma adalah suatu ingatan yang direpresi. Dan, karena direpresi itulah maka trauma sering berlangsung secara tidak sadar dalam periode yang cukup lama. Guncangan psikologis yang disebabkan oleh ingatan mengerikan tentang gelombang tsunami, tentang mayat-mayat yang berserakan, dan tentang kehilangan banyak anggota keluarga sekaligus berpotensi untuk membentuk ingatan yang traumatis.
Perawat jiwa pada masa akan datang penting untuk menekuni kajian trauma, juga menggarisbawahi proses yang dalam studi psikologi sering disebut sebagai transference. Istilah ini merujuk pada ‚“transfer“ pengalaman traumatis yang terjadi dari orang yang secara fisik langsung mengalami peristiwa yang mengerikan kepada orang lain yang tak secara langsung mengalaminya. Freud memberi contoh bahwa psikoanalis juga dapat mengalami proses transference saat ia secara tak sadar melakukan identifikasi dengan korban trauma tersebut. Dori Laub, psikiater yang terlibat dalam pembuatan Shoah, mengatakan bahwa transference itu bisa terjadi saat psikoanalis, atau siapapun juga yang melakukan wawancara dengan korban.
F. Meningkatnya Masalah Psikososial
Lingkup masalah kesehatan jiwa, sangat luas dan kompeks juga saling berhubungan dengan segala aspek kehidupan manusia. Mengacu pada undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan Ilmu Kedokteran Jiwa (psychitri), secara garis besar masalah kesehatan jiwa digolongkan menjadi :
a. Masalah perkembangan manusia yang harmonis dan peningkatan kualitas, hidup yaitu masalah kejiwaan yang berkait dengan makna dan nilai-nilai kehidupan manusia.

misalnya:
- Masalah kesehatan jiwa yang berkaitan dengan lifecycle kehidupan manusia, mulai dari persiapan pranikah, anak dalam kandungan, balita, anak, remaja, dewasa, usia lanjut.
- Dampak dari menderita penyakit menahun yang menimbulkan disabilitas.
- Pemukiman yang sehat.
- Pemindahan tempat tinggal.
b. Masalah Psikososial yaitu masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai aikbat terjadinya perubahan sosial, misalnya :
- Psikotik gelandangan (seseorang yang berkeliaran di tempat umum dan diperkirakan menderita gangguan jiwa psikotik dan dianggap mengganggu ketertiban/keamanan lingkungan).
- Pemasungan penderita gangguan jiwa.
- Masalah anak jalanan.
- Masalah anak remaja (tawuran, kenakalan).
- Penyalahgunaan Narkotika dan psikotropika.
- ;Masalah seksual (penyimpangan seksual, pelecehan seksual, dan lain-lain).
- Tindak kekerasaan sosial (kemiskinan, penelataran tidak diberi nafkah, korban kekerasaan pada anak dan lain-lain).
- Stress pascatrauma (ansietas, gangguan emosional, berulangkali merasakan kembali suatu pengalaman traumatik, bencana alam, ledakan, kekerasaan, penyerangan/penganiyaan secara fisik atau seksual, termasuk pemerkosaan, terorisme dan lain-lain).
- Pengungsi/imigrasi (masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya suatu perubahan sosial, seperti cemas, depresi, stress pascatrauma, dan lain-lain.
- Masalah usia lanjut yang terisolasi (penelataran, penyalahgunaan fisik, gangguan psikologis, gangguan penyesuaian diri terhadap perubahan, perubahan minat, gangguan tidur, kecemasan, depresi, gangguan pada daya ingat, dll).
- Masalah kesehatan tenaga kerja ditempat kerja (kesehatan jiwa tenaga kerja, penurunan produktivitas, stress di tempat kerja, dan lain-lain).
G. Trend Bunuh Diri pada Anak dan Remaja
Bunuh diri merupakan masalah psikologis dunia yang sangat mengancam Sejak tahun 1958, dari 100.000 penduduk Jepang 25 orang diantaranya meninggal akibat bunuh diri. Sedangkan untuk negara Austria, Denmark, dan Inggris, rata-rata 25 orang. Urutan pertama diduduki Jerman dengan angka 37 orang per 100.000 penduduk. Di Amerika tiap 24 menit seorang meninggal akibat bunuh diri. Jumlah usaha bunuh diri yang sebenarnya 10 kali lebih besar dari angka tersebut, tetapi cepat tertolong. Kini yang mengkhawatirkan trend bunuh diri mulai tampak meningkat terjadi pada anak-anak dan remaja.
Di Benua Asia, Jepang dan Korea termasuk Negara yang sering diberitakan bahwa warganya melakukan bunuh diri. Di Jepang, harakiri (menikam atau merobek perut sendiri) sering dilakukan bawahan untuk melindungi nama baik atasannya. Sebagai contoh, sekretaris pribadi mantan Perdana Menteri Takeshita melakukan bunuh diri, ketika skandal suap perusahaan Recruits Cosmos terbongkar pada tahun 1984 atau yang paling terkenal kasus bunuh dirinya sopir pribadi mantan Perdana menteri Tanaka, ketika skandal suap Lockheed terbongkar. Sang sopir menusuk perutnya, demi menjaga kehormatan pimpinannya.
Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003 mengungkapkan bahwa satu juta orang bunuh diri dalam setiap tahunnya atau terjadi dalam seiap 40 detiknya. Bunuh diri juga termasuk satu dari tiga penyebab utama kematian pada usia 15-34 tahun, selain faktor kecelakaan.
H. Masalah Napza dan HIV/AIDS
Gangguan penggunaan zat adiktif ini sangat berkaitan dan merupakan dampak dari pembangunan serta teknologi dari suatu negara yang semakin maju. Hal terpenting yang mendukung merebaknya NAPZA di negara kita adalah perangkat hukum yang lemah bahkan terkadang oknum aparat hukum seringkali menjadi backing, ditambah dengan keragu-raguan penentuan hukuman bagi pengedar dan pemakai, sehingga dampaknya SDM Indonesia kalah dengan Malaysia yang lebih bertindak tegas terhadap pengedar dan pemakai NAPZA. Kondisi ini akan semakin menigkat untuk masa yang akan datang khususnya dalam era globalisasi. Dalam era globalisasi tersebut terdapat gerakan yang sangat besar yang disebut dengan istilah “Gerakan Kafirisasi“. Bila beberapa dekade yang lalu kita mengenal istilah zionisme, maka dengan ini sejalan dengan globalisasi kita berhadapan dengan dengan ideologi kafirisasi yang disebut dengan Neozionisme, sebuah ideologi yang ingin menciptakan tatanan dunia global yang sekuler dan terlepas sama sekali dari ajaran agama yang mereka anggap sebagai kepalsuan, racun, dan dogmatis fundamentalis.
Gerakan konspirasi mereka telah membuat carut marut dan tercabiknya wajah kaum beragama, utamanya umat muslim, mereka menuduh umat islam sebagai fundamentalis, ekstrimis, dan tiran. Bahkan Hungtington (Misionaris Yahudi) pernah mengatakan : “Musuh Barat terbesar setelah Rusia hancur adalah Islam“. Salah satu program mereka adalah menghancurkan islam melalui penghancuran generasi mudanya dengan cara menebarkan narkotik dan zat adiktif lainnya (NAPZA).
Sekarang para imperalis dan konspirasi Yahudi telah memanfaatkan energi yang tersimpan dalam generasi negeri ini (1,3 juta orang pemuda) yang berusia 15-25 tahun melalui NAPZA (Narkotik dan Zat Adikif lainnya) dan telah membunuh 30 orang perbulannya. Masalah lainnya muncul seiring dengan merebaknya pemakaian NAPZA. Menjelang tahun 2008 pertumbuhan HIV AIDS di dunia dapat mencapai 4 orang permenit. Ini merupakan ancaman hilangnya kehidupan dan runtuhnya peradaban.
Kita semua, khususnya tim kesehatan harus merasa terpanggil menyelamatkan generasi penerus bangsa dari cangkraman NAPZA (Narkotika, Alkohol, psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya). Perawat merupakan komponen terbesar dari seluruh tim kesehatan, maka upaya-upaya pengcegahan dan penatalaksanaan keperawatan menjadi hal yang sangat penting karena perawat senantiasa berada di sisi klien dalam rentang waktu yang lama di banding tim kesehatan lainnya. Melalui forum presentasi orientasi keperawatan jiwa kami berusaha memaparkan suatu topic dengan tema Asuhan Keperawatan pada Pengguna NAPZA.
I. Pattern Of Parenting dalam Keperawata Jiwa
Dengan banyaknya bunuh diri dan depresi pada anak, maka saat ini pola asuh keluarga menjadi sorotan. Pola aush yang baik adalah pola asuh dimana orang tua menerapkan kehangatan tinggi yang disertai dengan kontrol yang tinggi. Kehangatan adalah bagaimana orang tua menjadi teman curhat, teman bermain, teman yang menyenangkan bagi anak terutama saat rekreasi, belajar, dan berkomunikasi. Adakalanya kehangatan diwujudkan dengan mendekap, mencium, menggendong atau mengajak anak menjalajahi alam sambil belajar. Kehangatan adalah upaya-upaya yang dilakukan orang tua agar anak dekat dan berani bicara pada orang tuanya pada saat anak mendapatkan masalah. Orang tua menjadi teman dalam express feeling anak sehingga anak menjadi sehat jiwanya.
Kontrol yang tinggi adalah bagaimana anak dilatih mandiri dan mengenal disiplin di rumahnya. Kemandirian ini menjadi hal yang sangat penting dalam kesehatan jiwa. Anak mandiri terbiasa menyelesaikan masalahnya, ia akan memiliki self confidence yang cukup. Contoh kontrol yang diterapkan orang tua adalah kapan anak harus bangun pagi, kapan belajar, kapan anak berlatih memakai kaos kaki sendiri, makan sendiri dan berpakaian secara mandiri. Orang tua juga melatih anak bertanggung jawab mengerjakan tugas-tugas di rumah seperi mencuci, menyiram bunga, dan sebagainya.
Tabel 2.1.
CONTROL (TATAKRAMA, ATURAN DISIPLIN, MERE TUGAS SUPAYA MANDIRI) WARMTH
(KANYA’AH, KEHANGATAN KASIH SAYANG
ULIN BABARENGAN , NGOBROL)
TINGGI RENDAH
TINGGI AUTORITATIVE
(KOLOT HADE) OTORITER
(GALAK)
RENDAH PERMISSIVE
(DIOGO) NEGLECTED
(TEU KAURUS/
BUDAK GALANDANGAN
Autoriatif : Bila orang tua menerapkan pola asuh dengan ontrol yang tinggi dan
kehangatan tinggi.
Otoriter : Bila orang tua menerapkan pola asuh dengan ontrol tinggi kehangatan
rendah.
Permisif : Bila orang tua menerapkan pola asuh dengan kontrol rendah
kehangatan tinggi.
Neglected : Bila orang tua menerapkan pola asuh dengan kontrol rendah
kehangatan rendah.



J. Masalah Ekonomi dan Kemiskinan
Pengangguran lebih dari 40 juta orang telah menyebabkan rakyat Indonesia semakin terpuruk. Daya beli lemah, pendidikan rendah, lingkungan buruk, kurang gizi, mudah terigitasi, kekebalan menurun dan infrastruktur yang masih rendahmenyebabkan banyaknya rakyat Indonesia yang mengalami gangguan jiwa. Masalah ekonomi merupaka masalah yang paling dominant menjadi pencetus gangguan jiwa di Indonesia. Hal ini bisa dibuktikan bahwa saat terjadi kenaikan BBM selalu dsertai dengan peningkatan dua kali lipat angka gangguan jiwa. Hal ini diperparah dengan biaya sekolah yang mahal, biaya pengobatan tak terjangkau dan penggusuran yang kerap terjadi.
K. Trend dalam Pelayanan Keperawatan Mental Psikiatri
Sejarah
Keperawatan mental psikiatri muncul sebagai sebuah profesi pada awal abad ke-19. Kemudian sejak tahun 1940 keperawatan mental psikiatri mulai berkembang pesat, tetapi pelayanan masih terpusat di Rumah Sakit (Antai Otong, 1994). Hal ini terjadi sejalan dengan program deinstitusionalisasi. Deinstitusionalisasi adalah suatu program pembebasan klien gangguan jiwa kronik dari institusi rumah sakit dan mengembalikan mereka ke lingkungan rehabilitas di masyarakat (Lefley, 1996). Angka kejadian gangguan jiwa dapat diminimalkan dengan menggunakan cara-cara preventif seperti menemukan kasus-kasus secara dini, diagnosa dini da intervensi krisis (Gerald Kaplan dikutip oleh Antai Otong, 1994).
Trend Pelayanan Keperawatan Mental Psikiatri Globalisasi
Leininger (1973) mengemukakan 3 kunci utama dalam proses tersebut : pengalaman dan pendidikan perawat, peran, dan fungsi perawat serta hubungan perawat dengan profesi lain di komunitas. Reformasi dalam pekayanan kesehatan ini te;ah menuntut perawat untuk merendefenisi perannya. Intervensi keperawatan yang menekankan pada aspek pencegahan dan promosi kesehatan sudah saatnya mengembangkan “community based care” (Lefley, 1996).
Kurangnya dukungan tenaga, biaya, dan fasilitas yang tersedia menantang perawat mental psikiatri dan profesi lain untuk memaksimalkan sumber-sumber yang tersedia dan mengembangkan inovasi-inovasi baru dalam memenuhi kebuuhan masyarakat (Antai Otong, 1994). Sehubungan dengan hal itu, adalah penting untuk mengembangkan pendidikan keperawatan (Suhaemi, 1997), terutama keperawatan mental psikiatri yang bekerja di rumah sakit jiwa maupun di komunitas paling rendah pada level universitas (Jintana, 2002).
Issue Pelayanan Keperawatan Mental Psikiatri
1. Stuart Sundeen (1998) mengemukakan bahwa hasil riset Keperawatan Jiwa masih sangat kurang.
2. Perawat psikiatri yang ada kurang siap menghadapi pasar bebas karena pendidikan yang rendah dan belum adanya licence untuk praktek yang bisa diakui secara Internasional.
3. Perbedaan peran perawat jiwa berdasarkan pendidikan dan pengalaman sering kali tidak jelas dalam “Position Description,” job responsibility dan system reward di dakam pelayanan keperawatan dimana mereka bekerja (Stuart Sudeen, 1998).
4. Di negara lain pun mempunyai kecenderungan yang sama, hasil penelitian di Ireland menunjukkan bahwa mahasiswa mempunyai persepsi yang salah tentang peran perawat psikiatri (Wells, 2000).
Upaya Profesi Keperawatan Mental Psikiatri di Indonesia
Dalam menghadapi trend dan issue yang berkembang, profesi keperawatan mental psikiatri di Indonesia telah melakukan berbagai upaya seperti membuat standar praktek keperawatan jiwa di rumah sakit, membuat model prakek keperawatan professional (MPKP) di rumah sakit jiwa, dan mengadakan berbagai pelatihan seperti pelatihan asuhan keperawatan jiwa dan pelatihan “clinical instructur” bagi perawat mental psikiatri. Akan tetapi, mungkin masih banyak yang masih perlu dibenahi dan ditingkatkan agar mampu menghadapi segala tantangan di masa depan.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus menjadi perhatian profesi keperawatan mental psikiatri dalam menghadapi trend dan issue pelayanan keperawatan mental psikiatri di era globalisasi :
1. Fokus pelayanan keperawatan jiwa sudah saatnya berbasis pada komunitas (community based care) yang memberi penekanan pada preventif dan promotif.
2. Meningkatkan penelitian tentang keperawatan mental psikiatri, terutama keperawatan jiwa klinik.
3. Seharusnya ada “licence” bagi perawat yang bekerja di pelayanan.
4. Estin (1999), menekankan bahwa untuk membina trust dan hubungan terapeutik dengan klien dan untuk mencegah penundaan dalam mendiagnosa kebutuhan klien, perawat perlu memahami budaya, nilai-nilai, kepercayaan, dan sikap klien terhadap penyakitnya.
Tidak Punya Biaya Menyekolahkan Anak, Ibu Rumah Tangga Bunuh Diri
Bekasi, Kompas - Suwarni (34), ibu rumah tangga yang tengah hamil empat bulan, menenggak racun cair serangga yang menewaskannya di kamar mandi rumah kontrakannya di Kampung Pinggir Rawa RT 03 RW 03, Bekasi Jaya, Bekasi Timur, Senin (2/8) malam.
Ibu dua anak ini ditemukan dalam keadaan tewas oleh suaminya, Supriyono (36), dan warga yang mendobrak pintu kamar mandi yang terkunci dari dalam. Suwarni sudah tak bernyawa tatkala ditemukan.
Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa masalah ekonomi merupakan salah satu masalah yang paling sering menyebabkan gangguan jiwa di Indonesia. Himpitan ekonomi yang semakin besar dikarenakan penghasilan yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dapat menjadi salah satu pencetus untuk seseorang bunuh diri. Saat ini masalah ganguan jiwa semakin meningkat. Beban hidup yang semakin berat, diperkirakan menjadi salah satu penyebab bertambahnya klien gangguan jiwa. Terutama karena meningkatnya harga-harga semua bahan pokok, BBM dan adanya era globalisasi.
Pada kasus diatas, klien yang bunuh diri tersebut, penyebabnya adalah karena gangguan sosial atau lingkungan yang berupa stressor psikososial yaitu masalah keuangan. Gangguan jiwa saat ini tidak hanya mengenai orang-orang yang merupakan kalangan kelas bawah, tapi sekarang gangguan jiwa dapat menyerang baik itu orang kalangan bawah, menengah maupun kelas atas. Jika seseorang tidak dapat beradaptasi dengan baik dalam lingkungan dan tidak dapat berusaha menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya maka seseorang akan cenderung untuk mengalami gangguan jiwa.
Dari berbagai penyebab itulah maka satu demi satu akan muncul tindakan-tindakan yang dapat dikatakan sebagai suatu penyelewengan atau pengingkaran diri akan kondisi atau kenyataan yang ada. Pasien cenderung tidak mampu menerima kondisi yang ada sehingga muncul suatu keinginan untuk melakukan hal-hal yang tidak bertanggung jawab tersebut. Dan dalam kasus ini pun cenderung akhir dari segala pengingkaran diri pasien adalah dengan melakukan bunuh diri.
Bunuh diri merupakan salah satu tindakan yang menjadi trend issue dalam keperawatan jiwa. Tanpa dibatasi umur, status ekonomi, tingkat pendidikan bahkan beban kerja yang dipikul bunuh diri menjadi suatu alternatif terakhir dalam menyelesaikan masalah yang dianggap berat untuk dihadapi. Pola pikir inilah yang seharusnya menjadi pusat garapan perawat-perawat jiwa untuk meluruskan kembali persepsi yang berkembang di masyarakat mengenai tindakan bunuh diri. Hal ini berguna untuk rehabilitasi pasien yang pernah mencoba untuk melakukan tindakan tersebut dan juga untuk pencegahan terjadinya tindakan ini yang semakin marak. Segala tindakan pencegahan dan rehabilitasi ini tentu akan terlaksana dengan dukungan dari segala pihak baik pemerintah maupun bidang kesehatan lainnya.

Senin, 01 Juni 2009

stikesmuhla

"www.stikesmuhla.ac.id"