Selasa, 22 Februari 2011

menetaskan telur kura-kura

Untuk menetaskan telur kura-kura, perlu dipastikan dulu kondisi telur fertil atau tidak, setelah itu dibuatkan inkubasi sbb :

Pada umumnya, Telur reptil membutuhkan suhu diantara 82-85 F (27.8 - 29.4 C). Suhu sekitar ini pada umumnya akan membuat telur kura-kura menetas kurang lebih sekitar 85 hari . Semakin dingin suhunya semakin lama telur-telur tersebut akan menetas. Suhu merupakan bagian terpenting dalam menentukan kapan telur-teluer tersebut akan menetas. Untuk kura-kura, paling cepat telur-telur akan menetas setelah 65 hari atau paling lama 110 hari.
Suhu diatas 87 F (30.6 C) seringkali termasuk terlalu tinggi untuk sebagian besar reptil dan tingkat kematian tinggi. Suhu dibawah 75 F (23.9) juga dianggap terlalu dingin.
Kunci utama dalam proses inkubasi adalah menjaga kelembaban (humidity) dan suhu. Untuk kelembaban yang kita butuhkan adalah air. Yang kalian butuhkan adalah sebagai berikut:
1. Aquarium 10 gallon (37.9 Liter) atau media lainnya yang bisa menampung air. Aquarium lebih baik karena transparan.
2. Critter cage. Ini adalah aquarium plastik yang sering dijual di toko ikan hias. Aquarium ini memiliki tutup plastik pada bagian atas. Anda juga bisa menggunakan alternatif lain untuk yang satu ini.
3. 2 thermometer aquarium dan 1 pengukur humidity.
4. 1 heater air yang dilengkapi dengan pengontrol temperatur.
5. Substrate pilihan Anda (pasir, peat moss, vermiculite, tanah tanaman, aspen bedding, dsb).

Langkah-langkah yang Anda lakukan:
1. Tuangkan air hangat kedalam aquarium hingga mencapai ketinggian 3 inci. Tempatkan heater ke dasar aquarium. Atur suhu heater ke suhu paling rendah. Tempatkan satu thermometer ke dalam air supaya Anda bisa mengetahui suhu air. Biarkan suhu air menjadi stabil setelah satu atau dua jam. Atur suhu heater sampai mencapai suhu stabil diantara 80-84 F (26.7 - 28.9 C)

2. Isi critter cage Anda dengan subtrate pilihan Anda hinggai mencapai sekitar setengah tinggi. Substratenya seharusnya basah atau lembab tetapi tidak terlalu basah. Bila menggunakan aspen atau peat moss, Anda bisa menempatkan bedding kedalam mangkok selama 15-20 menit supaya air bisa menyerap masuk. Kemudian Anda bisa mengeluarkannya dan meremasnya supaya kelebihan air bisa keluar sebelum memasukkannya kedalam critter cage.

3. Tempatkan thermometer satunya lagi setengah masuk kedalam substrate. Ini akan membantu Anda melihat suhu yang dirasakan oleh telur-telur ketika mereka berada diatas substrate. Kemudian bentuklah sebuah masukan di subtrate untuk menempatkan telur-telur supaya mereka tidak bergerak atau geser. Jangan menutup telurnya dengan subtrate atau apapun supaya Anda bisa melihat apakan telurnya membusuk atau tidak. Hal penting yang perlu Anda perhatikan adalah posisi telur. Telur yang diangkut dari dalam tanah seharusnya diberi tanda dengan pensil dibagian posisi atas. Kemudian pastikan telur tersebut selalu berada pada posisi yang sama selama di inkubator. Telur yang merasa terganggu karena diputarbalikkan akan menyebabkan matinya embryo.

4. Tempatkan pengukur humidity pada bagian atas aquarium.

5. Ketika Anda sudah memperoleh suhu yang stabil yang diinginkan pada aquarium, tempatkan critter cage kedalamnnya. Apabila mengapung, gunakan batu untuk menenggelamkannya.

6. Gunakan penutup berjaring untuk menutupi bagian atas aquarium. Untuk menghindari keluarnya kelembaban, tutuplah jaring-jaring tersebut dengan busa filter.

7. Sangat penting sekali bagi Anda untuk membaca suhu pada kedua thermometer satu atau dua kali sehari dan atur suhu heater supaya suhu tetap berada pada jangkauan yang diinginkan. Anda juga harus memastikan substratenya tetap basah. Apabila mengering, Anda harus membasahinya lagi dan usahakan tidak mengangkat atau menganggu telur-telurnya.

8. Keluarkan semua telur rusak secepat mungkin. Telur-telur yang peot sedikit adalah normal untuk telur-telur yang baru dikeluarkan yang belum melebar. Tetapi peot juga bisa memberikan indikasi bahwa kelembaban pada inkubator Anda terlalu rendah. Sedikit jamur pada telur-telur bisa dianggap normal dan tidak selalu merusak. Telur yang sudah benar-benar rusak akan peot sekali, berwarna hitam, mengecil, dan berbau busuk.

9. Catatlah semua informasi mengenai inkubasi telur-telur Anda setiap hari seperti suhu, kondisi telur, pengaturan yang dilakukan, dsb. Informasi ini akan membantu Anda di masa yang akan datang.
materi referensi:
http://www.hewanpeliharaan.com/forums/in…

Selasa, 13 Juli 2010

Pencarian

Dicari:
Kura-kura brazil jantan dewasa(>20cm) dengan ciri2 kuku depan panjang,ekor panjang,harga dibawah 70rb

Minggu, 11 April 2010

Minggu, 29 November 2009

Alamat yang bisa dihubungi untuk informasi keperawatan

http://nursinginformatic.wordpress.com/
http://www.psikugm2004.co.cc/
http://portalperawat.blogspot.com/
http://www.pojokperawatanjiwa.blogspot.com/

Minggu, 15 November 2009

Donor Darah, Manfaat dan Syarat Pendonoran Darah






Donor Darah adalah proses dimana penyumbang darah secara suka rela diambil darahnya untuk disimpan di bank darah, dan sewaktu-waktu dapat dipakai pada transfusi darah

MANFAAT
1. Mengurangi kelebihan zat besi dalam tubuh,
2. Menurunkan resiko terkena penyakit jantung,
3. Membuat badan lebih sehat dan bugar. Menyumbangkan darah memungkinkan terjadinya pergantian darah baru sehingga metabolisme tubuh menjadi lancar,
4. Membantu orang-orang yang ada pada keadaan urgen dan membutuhkan, dan
5. Menambah pahala Anda.
Syarat-Syarat Calon Pendonor
1. Berusia 17-60 tahun
2. Berat badan minimum 45kg
3. Tekanan darah baik, yaitu :
- Sistole = 110 – 160 mmHg
- Diastole = 70-100 mmHg
4. Denyut nadi teratur 50 – 100 kali/menit
5. Hemoglobin
- Wanita Minimal = 12 gr%
- Laki-laki Minimal = 12,5 gr%
6. Jumlah pendonoran maksimal 5 kali/tahun, dengan jarak sekurang-kurangnya 3 bulan.
(keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor)

Larangan Calon Pendonor
1. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis.
2. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah transfusi.
3. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah tatto/tindik telinga.
4. Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi.
5. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah operasi kecil.
6. Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar.
7. Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, cholera,tetanus, dipteria atau profilaksis.
8. Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotis epidemica, measles, tetanus toxin
9. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic.
10. Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang
11. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah transplatasi kulit
12. Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan.
13. Sedang menyusui.
14. Sedang menstruasi
15. Ketergantungan obat.
16. Alkholisme akut dan kronik.
17. Sifilis
18. Menderita tuberkulosa secara klinis.
19. Menderita epilepsi dan sering kejang.
20. Menderita penyakit kulit pada vena (pembulh darah balik) yang akan ditusuk.
21. Mempunyai kecenderungan pendarahan atau penyakit darah, misalnya G6PD, thalasemia, polibetemiavera.
22. Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum suntik tidak steril).
23. Pengidap HIV/AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor